Follow Dboard
Dear Blog,
Dear Blog,
Bonjour!

~Navigation~



Home About Linkies Stuff

Hello! Welcome to my Blog. Enjoy your trip here! This is a personal opinion blog. So, if you don't like mine, just make yours :D


Tagboard!

Sorry there's no chatroom here :) need me? mention me @adeline2112


Back to past



Credits!

Designer: Iman Maisarah
Edited By: Abigail Adeline
Others:   


Part 2. 4/7/16

Hi,
after sharing my burden to my friend, I feel better now.
She didn't say anything that time, and I don't want her to say whatever did she think that time by the way. Because both of us knew that if she wants to react to anything, she cant be spontaneous, or we will fight that time. if you read this, i just wanna say thank you for listening me.

Today I search about child care textbook. I found some, and i chose the easiest one to understand. You know, textbook language never easy to be understood. or maybe it just because of my poor English, idk.

I read 2 chapter today. I really dont expect what is inside the book. After being a sister of 2 siblings for 12 years old, I just find out that there are classification for why children peed on their pants, and there are theories for the base. I... like.... WHAT?! I thought pee is just a pee, and as the elder sister, my responsibility is SWAB their pee.

Hopefully I can get through this.


part 1. End of June. 3 months left

Hey, long time no see (seems like this is always be my opening sentence. idc)
Having this blog for almost 6 years, but 70% not maintained. Great.

In this year, I graduated from high school. This time I take a super big step in my life.
I am going to be in somewhere I've never been there before for studying.
Nowdays one by one class of 2016 got their new place (Some of them took SBMPTN). They gather with the other who are in the same course, they have their own new community, they make new friends, they could make chit-chat, they can wondering what will happen together, they are not alone to face their education next level.

This time, I feel like I'm such a blind girl facing something crusial alone. I do not know the feeling stepping the land that miles apart. How is the building of my school, how is the people, and so on. I don't know what should I bring for the first day, having nobody and no topic to dissccuss about it, I can't imagine the place, the situation, the people. Realizing that I will studying, blending, and living there, I scared.



more you ask, more you get lies

Hal yang mendasari mengapa kita berbohong adalah KETIDAKSIAPAN.
Tidak siap menanggung konsekuensi, tidak siap menerima resiko, tidak siap. Entah untuk apapaun itu.
Sekalinya kebohongan terucap, maka akan terus menerus berantai.

Pada akhirnya semua akan terkuak.
Sepandai-pandainya tupai melompat, ia akan jatuh.
Sepandai-pandaipandainya bangkai disembunikan, baunya akan tercium.

Tapi terkuak dengan cara apa?
Confession? Or forced?

Apabila terlanjur sudah membuat kesalahan, siapkan hatiku untuk mengakui. Buatlah pengakuan sebelum diburu.

Apabila kamu curiga, diam dan selidiki. Terlalu banyak bertanya hanya membuatmu panen dusta. Mereka menjawab tanpa kesiapan. Butuh waktu. Untuk mereka mempersiapkan, dan untuk kamu menerima kenyataan.


Otak dengan Otak

Aku sendiri tidak paham bagaimana otakku bekerja
Aku meminta tanganku meraih gelas, dengan otak
Aku meminta kakiku melangkah, dengan otak
Aku meminta jantungku terus menerus berderak, dengan otak
Aku meminta paru - paruku tetap kembang kempis, dengan otak

Namun,
dengan apa aku meminta otak mengingat hal yang perlu aku ingat
dan melupakan hal yang semestinya aku lupakan?

Apakah mungkin meminta otak mengingat, dengan otak?
Apakah bisa meminta otak melupakan, dengan otak?
Apakah sama dengan meminta tangan menulis, dengan tangan?
Apakah sama dengan meminta kaki melangkah, dengan kaki?

Salah Jarak

Apa yang selalu ada diantara kita tapi tidak pernah kita sadari? Jarak.

Sesungguhnya jarak hanya akan diam dan membiarkanmu menikmati kebersamaan.
Namun ada kalanya jarak bosan tidak diakui keberadaannya, ia pun membentang. Syukur, waktu masih berbelas kasih, sehingga kebersamaan masih ada walau hanya sewaktu – waktu. Kala itu Jarak mulai disebut – sebut dalam kebersamaan.
Belum cukup bagi jarak, ia berkorelasi dengan waktu. Detik itu juga, tidak ada lagi kebersamaan. Jarak pun menang karena tiap ada orang bertanya mengapa kebersamaan hilang, namanya lah yang disebut.

Kita sering kali tidak menggubris adanya jarak. Hingga semakin lama jurang pemisah semakin lebar. Dan di akhir, ketika sudah hidup terpisah oleh jarak, kita menjalani hidup masing – masing, kita kalah. Kita kembali di titik 0. Kamu bukan siapa – siapa saya. Dan saya bukan siapa – siapa kamu. Ketika orang bertanya tentang kisah kita, kita menyalahkan jarak.




Jangan Bilang Siapa - Siapa

Aku gundah.
Aku gelisah.
Aku resah.

Dalam heningku kau sadar.
Dalam diamku kau datang.
Untukku kau seorang teman.
Bagiku hadirmu sebuah kenyamanan.

Beribu rahasia kuserahkan
Beribu isi hati kupasrahkan
Beribu “Jangan bilang siapa – siapa” terucap

Seseorang memicingkan mata
Seseorang bergumam pedas
Seseorang jelas menampik

Dalam hening kutersadar
Dalam diam kutemukan
Untukku kau seorang lawan
Bagiku hadirmu sebuah pengkhianatan

Beribu rahasia terbeberkan
Beribu isi hati terbocorkan

Beribu “Jangan Bilang siapa –siapa” terucap

Kamu lagi Kamu lagi

Kenapa sih?

Kenapa suaramu selalu mendengung dalam telingaku.
Bagai kicau seribu burung, atau dengungan koloni lebah.
Mau lagu apapun yang diputar, yang terdengar hanyalah namamu dalam tiap nada nya.
Bahkan namamu ada dalam perdebatan antara si iblis dan malaikat.

Lagi-lagi kamu. Wajahmu selalu ada.
Sewaktu mataku terbuka wajahmu yang terlihat,
sewaktu aku memejamkan mata wajahmu pula yang terlihat.
Bahkan ketika aku membuka mata perlahan-lahan, masih juga kamu.

Selalu kamu.
Kumohon berhenti, aku lelah
Siapalah aku, hanya bisa menghadirkan kamu dalam tiap pikiran dalam otakku.
Aku tidak pernah bisa menghadirkanmu dalam hidupku, karena sekali lagi, Siapalah aku?


Every Girl Love Princess

Every girl, in the world maybe love princess. And I bet most of then wanna be a princess when they were young.
People figured a princess like a young beautiful lady, with a long wavy hair, have a slim body with a tan skin. OH MY GOD IT LOOKS LIKE ME xD hahaha. No, I mean maybe it just me, figured a princess. not the way people figured princess.

But Every girl are princess. They are beautiful in their own way. Born from the womb of a queen, the most powerful woman in every girl's life. And grew up, taugh by the King, every girl's first love

So, If Every girl love princess, and every girl are princess.... Absolutely every girl should love them self

The Judges

We lived in the middle of messy society. It's about how they judge other people.
Many teen quotes, or whatever-advices told us to be our self, the point you feel so comfortable with your self. And then, when we are being ourself, they started to berate our choices, our style. They insult the real us.

So, what do you want?
Should I look like a princess to be accept?

Array Lines

Aku, gadis biasa yang menggilai kamu, lelaki luar biasa.
Iya kamu, lelaki yang elok parasnya, tegap badannya, dan penuh kemantapan tiap langkahnya.
Iya kamu, pemilik senyum memikat, dan potongan rambut rapi bak remaja masa kini.
Iya kamu, yang bukan bintang lapangan maupun bintang kelas, tetap bisa bersinar karena aktif ikut dalam acara apapun.
Iya kamu, yang dulu berbeda 180 derajat denganku.

Siapakah aku?
Seorang gadis biasa pencinta buku. Apa bagusnya seorang kutu buku?
Seorang gadis biasa pencinta ketenangan. Selalu berada di pojokan kelas, apa menariknya?
Seorang gadis biasa pencinta fotografi. Menyimpan semua kejadian menjadi kenangan.
Aku, seorang gadis biasa pencinta kamu.

Itu aku yang dulu. 5 tahun lalu sewaktu pertama kali jatuh padamu saat di bangku pertama SMP.
aku yang sekarang?

Seorang gadis yang cukup mengikuti mode anak muda, memilih lensa kontak dibandingkan kacamata, duduk di barisan depan kelas, menghabiskan istirahat di kantin, memiliki prestasi akademis yang cukup hmm... tidak lagi seperti dulu yang gemerlang, aktif dalam kegiatan siswa.

Satu yang sama. Masih seorang gadis biasa pencinta kamu.

Menjelang masuk SMA, aku luar biasa bergerilya mencari tahu akan ke sekolah mana kamu melanjutkan studimu. Ketika informasi sudah ditangan, aku memilih mengikutimu. Aku yang seharusnya bisa berada di sekolah terbaik di kota ini harus melepaskan kebanggaan itu dan masuk ke sekolah yang biasa saja. Orangtuaku marah? Tentu saja. Namun dengan bakat 'ngeles', mereka pun membebaskanku.

Tahun pertama kelas kita bersebelahan, cukup memudahkan untuk memperhatikanmu. Aku mulai mengikuti semua gerak - gerikmu. Kamu aktif di kegiatan apa, aku ikut. Banyak sekali kegiatan yang kamu ikut sampai pernah aku jatuh sakit. Tapi demi kamu, aku tetap semangat. Teman - teman bilang semakin lama kita semakin mirip saja. Padahal, tanpa mereka ketahui aku kan memang berusaha menyamakan kamu, jadi selalu kujawab hanya dengan senyuman. Sampai suatu waktu ada seseorang yang bilang "Hey kamu sama dia makin mirip aja. Katanya kalo mirip jodoh lho!". Sejak itu, aku berhenti berpikir kalau kemiripan kita adalah hal yang sengaja kulakukan. Aku mulai berpikir tentang takdir.

Tahun kedua. Kesempatan pertama aku bisa berkomunikasi denganmu secara langsung. Kita dalam divisi yang sama suatu acara sekolah. Betapa terkejutnya aku bahkan kau tidak mengenaliku. Kamu justru mengenal gadis kutu buku berkacamata yang gemar kesunyian dan fotografi yang sudah hilang 2 tahunlalu dan berubah jadi aku. Katamu gadis itu lebih menarik daripada aku saat ini. Katamu, aku memiliki terlalu banyak kesamaan denganmu.

Saat ini kita layaknya 2 garis sejajar, selalu sama, searah, dan tak pernah bertemu. Itulah mengapa apa yang kukejar tak pernah kudapat.

Sejak itu, aku berhenti.
Berhenti dari mencintaimu
Berhenti memikirkanmu
Berhenti.... berpura-pura menjadi seseorang yang bukan aku

Hai kamu, aku kini sudah berbelok, mungkin dilain waktu kita akan bertemu.
Bertemu ketika kedua garis berpotongan.